Langsung ke konten utama

Timing!


Dewasa itu...

Sadar akan diri sendiri dan lingkungannya. Selama mengerjakan skripsi banyak hal yang sudah saya rubah, mulai dari hapus nomor hp semua orang dan tidak jarang saya mengabaikan semua orang yang mencoba menghubungi saya. Apakah itu menyakiti mereka? Saya rasa tidak. 

Rasa ego saya semakin hari semakin meningkat, karena setiap kali ada orang yang menghubungi saya, itu sangat mengganggu. Pertanyaan yang selalu ada di otak saya hanyalah....

"memang selama saya sendirian mereka kemana?"

"apakah mereka ada buat saya?"

Menjadi dewasa itu harus belajar banyak hal. Dari awal tahun bahkan ditahun sebelumnya saya mencoba semuanya sendiri, ternyata rasa sepi selalu menghampiri, lambat laun sepi itu biasa mengisi hari-hari. Saya minta ma'af sering mengabaikan ataupun tidak bisa menghubungi beberapa orang selama saya mengerjakan skripsi. Terlalu banyak kejadian yang harus saya hadapi sendirian ditahun ini. Mau gak mau saya harus memilih, dan saya sedang terdesak. Hingga membuat saya terlalu berantakan apabila berinteraksi sewajarnya dengan orang lain. 

Semua tidak berjalan mulus. Saya juga ingin menyelesaikan semuanya satu-satu. Terutama menyelesaikan studi saya. Saya harus memilih mana yang harus saya selesaikan terlebih dulu. Jadi, tolong mengerti dan jangan menghalangi, karena saya mencoba percaya sama diri saya sendiri, dan sejauh ini apakah saya bisa menyelesaikan sendiri...

Menjadi dewasa itu harus ikhlas dan tidak terlalu tergantung emosi. Saya gak marah, banyak hal di dunia ini yang saya gak ngerti, terutama soal perasaan atau kepekaan. Bukannya menjadi dewasa itu harus peka?

Saya gak mau terlalu bergantung sama orang lain, orang lain selalu memastikan bahwa semua akan baik-baik saja. Saya juga sering jutek, bad-mood, dan tanpa sadar mengatakan hal yang menyakitkan kepada orang lain. Saya melakukan semua itu secara reflek karena saya tertekan dengan skripsi. Maka dari itu saya membuat jarak dengan semua orang, karena pasti akan ada hal-hal yang menyakitkan lainnya jika saya masih meneruskan obrolan baik langsung maupun via chat.

Saya butuh waktu....

Untuk membenahi diri saya sendiri. Jika memang ini satu-satunya cara, maka sebaiknya biarkanlah seperti ini saja..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fase

 Apakah fase pendewasaan diri selalu begini? Jika iya, seharusnya tidak perlu secemas ini. Kegelisahan dan keresahan hidup yang kita rasakan selalu berakhir dengan kata, "Yaudah lah, sabar, namanya juga hidup." But, in real life doesn't work like that, tidak akan pernah sama dengan permasalahannya. Semua harus diselesaikan sampai tidak muncul tanda tanya lebih banyak lagi. Meskipun dalam penyelesaiannya menghabiskan waktu yang lama. Tidak apa-apa, jangan mencoba lari dan jangan pula berdiam diri ditempat yang sama, tapi hadapi. Sehingga permasalahan bisa terlewati. Sering kali terjadi, Ingat, jangan pakai hati, bisa repot nanti. Sudah berapa kali ingin lari? Sudah berapa waktu yang dilewati dengan keraguan, kecemasan, kebimbangan, dan kata tapi? Sudah berapa banyak langkah terhenti karena kamu pikir mecoba lari lalu pergi merupakan solusi? Sudah berapa banyak tanda tanya untuk berpaling atau bertahan disini? Banyak pasti, Hingga tidak sempat menghitung dan mengingat-ingat...

Single Fighter

Sudah satu tahun saya belum pulang kampung, dua kali lebaran juga tidak di rumah. Berada jauh dari rumah membuat saya belajar mengatur diri dan ekspektasi. Jangan dikira tempat yang telah kita inginkan dan impi-impikan bisa membuat nyaman dalam waktu yang singkat. Disini, saya belajar membuat zona nyaman yang mana saya sendirilah yang paling memahami diri ini. Ya begitulah, perjalanan di tempat rantau seharusnya membuat diri kita bijak dan memperbanyak syukur. Kalau perjalanannya malah membuat kita banyak mengeluh, berarti ada yang salah dalam perjalanan tersebut. Jangan lupa untuk berdoa dan meminta restu orangtua agar setiap langkah kita bernilai pahala dan terkenang baik oleh manusia.  Bersyukur orangtua mengizinkan untuk menuntut ilmu diluar kota. Bisa pergi jauh sendirian. Yang terpenting tetap hati-hati dan waspada. "Rausah adoh-adoh" artinya tidak usah pergi jauh-jauh, dulu kata nenek dan budhe saya yang sering bilang seperti itu. Gara-gara saya mau kuliah di Malang. A...

Berusaha

Ngomongin usaha sebagai manusia sampai sak pol kemampuannya memang gak ada habisnya, walau pada akhirnya kita harus pasrah pada ketetapanNya. Usaha diiringi niat untuk mencapai tujuan memang perlu, tetapi ketika usaha tersebut diikutkan untuk mencari kebarokahan hasilnya akan berbeda bahkan jauh lebih baik dan itulah makna usaha yang sesungguhnya. Kita tidak sedang dalam badai yang sama, tapi semua orang akan bisa melewati badai tersebut. Bersyukur, Allah telah memberi nikmat dunia yang sama pada umatnya. Namun, Allah memberikan nikmat hidayah hanya kepada orang-orang yang dicintaiNya saja. Urusan akhirotnya dan dunia sama-sama lancar itu merupakan sebuah nikmat. Akhirnya tuntas ya? tuntas sidangnya, belum revisian dan ngerjain artikelnya. Oke, kita lihat usaha selanjutnya untuk mencapai wisuda, diriku harus yakin dengan apa yang telah diupayakan/diusahakan dalam satu tahun ini. Bukan hanya berbuah lelah, tapi juga barokah. Menjadi manusia yang mudah beryukur memang tidak semudah itu. ...