Langsung ke konten utama

Bersyukur




Bersyukur itu bukan sebuah sunnah tapi sebuah kewajiban. Selain sebuah kewajiban bersyukur itu juga banyak manfaatnya, karena dengan bersyukur kita bisa menambah dan mengekalkan nikmat tersebut. Contohnya seperti kita bersyukur bisa masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) atau perguruan tinggi ternama. Ketika kita bisa bersyukur mungkin nikmat masuk perguruan tinggi tersebut akan dikekalkan sehingga kita bisa lulus sampai menjadi sarjana.


Manfaat lain dari bersyukur yaitu menghilangkan rasa susah. Contohnya ketika seseorang masuk pada jurusan A, tapi dia tidak bisa bersyukur. Pengennya masuk jurusan B. Karena orang itu tidak bisa bersyukur, maka setiap hari kuliah itu nelongso dan susah. Itulah dampaknya bagi orang yang tidak bisa bersyukur, beda lagi dengan orang yang bisa bersyukur

"Alhamdulillah saya bisa diterima diperguruan tinggi negeri daripada anak-anak lainnya yang belum keterima
Sehingga rasa susah dalam diri kita itu pelan-pelan dapat terobati. Seperti kata pepatah :

Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya susah
Dari rasa kurang mensyukuri

Kiat-kiat sukses dalam kuliah
Karena disini kita tidak sekedar santri tapi kita juga dituntut menjadi mahasiswa yang sukses. 

1. Niat
Jauh dari dari daerahnya masing-masing lalu merantau ke malang ya diniati supaya menjadi sarjana yang mubaligh/mubaligh yang sarjana. Jadi, bila kita itu sudah niat berarti apapun cobaannya supaya bisa dihadapi.

2. Fokus
Karena disini kita tidak sekedar menjadi mahasiswa tapi juga menjadi santri. Jadi, kita harus pintar-pintar membagi fokus, yaitu kuliah dan mondok. 

3. Pintar dalam memanajemen
Manajemen ada 3, yaitu :
a. Manajemen Waktu
Atur jadwal sebaik mungkin mulai pagi sampai malam, atau bisa membuat catatan-catatan kecil sebagai pengingat.
b. Manajemen Diri
yang dimaksud disini yaitu mengenai fisik dan kesehatan. Karena disini kita jauh dari orangtua ya harus mandiri dalam menjaga kesehatan dirinya masing-masing. Jangan terus menerus makan gorengan, bakso, lalapan, nasi goreng.
c. Manajemen Perasaan
Ini adalah yang paling penting, ketika waktunya sudah teratur terus dirinya sudah sehat, tapi mentalnya lemah. Hal itu bisa menyebabkan semuanya kacau. Jadi, selain fisiknya sehat mentalnya juga harus sehat.

4. Menguatkan Relasi
yang dimaksud relasi disini ada dua, yaitu relasi secara vertikal dan horizontal. "Habluminallah dan habluminannas" 
Kalau Habluminallah ya dengan cara beribadah karena kita diciptakan ke bumi ya tidak lain dan tidak bukan hanya untuk beribadah kepada Allah. Jadi, kalau ada apa-apa ya silahkan dicurhatkan kepada Allah. 

Kalau Habluminannas ya sering ngobrol dan sering bantu membantu sesama teman.

Pesan : "Kopi akan terasa pahit bila kita mengharapkan rasa manis darinya. Sama seperti pondok, akan merasa berat meninggalkan bila sudah dapat rasa nyaman darinya. Soalnya kita disini tidak hanya sekedar diramut, kita disini di didik, dan di gembleng bagaimana cara bisa mandiri. Sehingga kita di tuntut untuk melakukan hal lebih daripada orang lain di luar sana. Cintailah pondok karena kegiatan padatnya,  sama seperti kita mencintai kopi karena pahitnya. Karena pahitnya kopi menjaga kita dari kantuknya mata, sedangkan padatnya kegiatan pondok itu menjaga kita dari kesenangan dunia."

Tetap semangat. Tetap dijalani. Jika tiba-tiba berhenti dijalan ya monggo bisa dicurhatkan yang pertama kali curhatlah kepada Allah, lalu kepada orangtua. Dan jika sudah dirasa tidak mampu ya curhatlah ke sesama teman. Jangan sampai jika ada masalah cuma diam,pengennya tidur. Karena beranggapan bahwa "Mimpi itu lebih indah daripada kenyataan". ya jangan sampai seperti itu.

Pilahlah masalahmu. Jangan sampai satu masalah mempengaruhi masalah lainnya. Jika punya masalah dirumah jangan dibawa-bawa ke pondok ataupun kuliah. Ya syukur-syukur jika masalah dirumah itu bisa diselesaikan dengan cara membanggakan orangtua. Juga sebaliknya, jika ada masalah dalam perkuliahan jangan sampai dibawa-bawa ke pondok atau ke rumah.

- dapat ilham dari : adhiatma -








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fase

 Apakah fase pendewasaan diri selalu begini? Jika iya, seharusnya tidak perlu secemas ini. Kegelisahan dan keresahan hidup yang kita rasakan selalu berakhir dengan kata, "Yaudah lah, sabar, namanya juga hidup." But, in real life doesn't work like that, tidak akan pernah sama dengan permasalahannya. Semua harus diselesaikan sampai tidak muncul tanda tanya lebih banyak lagi. Meskipun dalam penyelesaiannya menghabiskan waktu yang lama. Tidak apa-apa, jangan mencoba lari dan jangan pula berdiam diri ditempat yang sama, tapi hadapi. Sehingga permasalahan bisa terlewati. Sering kali terjadi, Ingat, jangan pakai hati, bisa repot nanti. Sudah berapa kali ingin lari? Sudah berapa waktu yang dilewati dengan keraguan, kecemasan, kebimbangan, dan kata tapi? Sudah berapa banyak langkah terhenti karena kamu pikir mecoba lari lalu pergi merupakan solusi? Sudah berapa banyak tanda tanya untuk berpaling atau bertahan disini? Banyak pasti, Hingga tidak sempat menghitung dan mengingat-ingat...

Single Fighter

Sudah satu tahun saya belum pulang kampung, dua kali lebaran juga tidak di rumah. Berada jauh dari rumah membuat saya belajar mengatur diri dan ekspektasi. Jangan dikira tempat yang telah kita inginkan dan impi-impikan bisa membuat nyaman dalam waktu yang singkat. Disini, saya belajar membuat zona nyaman yang mana saya sendirilah yang paling memahami diri ini. Ya begitulah, perjalanan di tempat rantau seharusnya membuat diri kita bijak dan memperbanyak syukur. Kalau perjalanannya malah membuat kita banyak mengeluh, berarti ada yang salah dalam perjalanan tersebut. Jangan lupa untuk berdoa dan meminta restu orangtua agar setiap langkah kita bernilai pahala dan terkenang baik oleh manusia.  Bersyukur orangtua mengizinkan untuk menuntut ilmu diluar kota. Bisa pergi jauh sendirian. Yang terpenting tetap hati-hati dan waspada. "Rausah adoh-adoh" artinya tidak usah pergi jauh-jauh, dulu kata nenek dan budhe saya yang sering bilang seperti itu. Gara-gara saya mau kuliah di Malang. A...

Berusaha

Ngomongin usaha sebagai manusia sampai sak pol kemampuannya memang gak ada habisnya, walau pada akhirnya kita harus pasrah pada ketetapanNya. Usaha diiringi niat untuk mencapai tujuan memang perlu, tetapi ketika usaha tersebut diikutkan untuk mencari kebarokahan hasilnya akan berbeda bahkan jauh lebih baik dan itulah makna usaha yang sesungguhnya. Kita tidak sedang dalam badai yang sama, tapi semua orang akan bisa melewati badai tersebut. Bersyukur, Allah telah memberi nikmat dunia yang sama pada umatnya. Namun, Allah memberikan nikmat hidayah hanya kepada orang-orang yang dicintaiNya saja. Urusan akhirotnya dan dunia sama-sama lancar itu merupakan sebuah nikmat. Akhirnya tuntas ya? tuntas sidangnya, belum revisian dan ngerjain artikelnya. Oke, kita lihat usaha selanjutnya untuk mencapai wisuda, diriku harus yakin dengan apa yang telah diupayakan/diusahakan dalam satu tahun ini. Bukan hanya berbuah lelah, tapi juga barokah. Menjadi manusia yang mudah beryukur memang tidak semudah itu. ...