Ku kira setelah berhasil melewati satu perasaan khawatir, kemudian perasaan itu selesai. Ternyata, kekhawatiran itu muncul lagi dalam bentuk dan keadaan yang berbeda dari sebelumnya.
Banyak rasa khawatir yang semakin hari semakin bertambah, tambah menumpuk dan selalu teringat dikepala. Khawatir bisa menyelesaikan skripsi atau tidak. Nanti kalau sudah lulus khawatir lagi bagaimana memanfaatkan ilmunya, bagaimana nanti meniti karir, dan lain-lain.
Yang pasti ada part dimana nanti mengkhawatirkan tentang jodoh, siapakah dia, apa aku bisa menjadi pendamping yang baik, mertuaku baik nggak ya, dan lain-lain.
Seperti halnya menikah, menikah itu bukan solusi khawatir akan kesepian, kalau kita tidak mampu mengatasi kesepian itu sebelumnya. Aku belum mengkhawatirkan hal itu sampai saat ini, menikah itu karena kesiapan ya... bukan karena kesepian. Semua akan menikah pada waktunya.
Seperti halnya masalah finansial, dan merasa kekurangan, kalau kita tidak mampu mengatur keuangan dan bersyukur, kita pasti pusing dan insecure.
Harus sadar mulai sekarang bahwa rasa khawatir ini mampu menggerakan kita untuk terus berkembang, sabar dalam menghadapi cobaan dan belajar mengenal diri sendiri. Sadar bahwa kita sedang berkompetesi dengan diri sendiri. Jadi, harus siap melawan kekhawatiran yang nantinya akan datang dikemudian hari, karena hal itu akan terus ada sampai kita benar-benar berhasil melewatinya.
Mungkin memang ini waktunya untuk benar-benar berdamai dengan keadaan. Bukan, ini bukan tentang bagaimana aku jatuh ketika itu. Ini tentang proses yang akhirnya bisa aku lewati. Keadaan dimana aku bisa membalikkan semuanya menjadi baik-baik saja.
Aku mulai belajar, bahwa tidak semua hal akan berjalan baik sesuai dengan apa yang kita mau. Apalagi tentang mengelola perasaan. Terkadang Allah akan membelokkan jalannya, supaya kita tau bahwa hidup adalah takdir yang tidak bisa kita lawan.
Aku juga mulai mengerti, menerima semua yang telah terjadi dalam hidup ini dengan ikhlas akan membuat semuanya lebih mudah dan ringan. Tidak ada lagi rasa marah, khawatir ataupun kecewa yang tersisa, hanya tinggal berusaha untuk menjadi lebih baik dengan lebih banyak menerima daripada meminta dan terus menuntut, karena terkadang sesuatu yang tidak kita harapkan malah menjadi sesuatu yang membuat hangat di hati kita.
Memang benar ya, diusahakan saja...
Karena apapun itu, kita tidak akan pernah tau usaha mana yang akan berhasil.
yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah, dan sebaliknya. Yang ideal menurut kita belum tentu ideal menurut orang lain.
Setelah itu, akupun punya banyak waktu untuk berpikir dan mengenal diriku sendiri. Pada akhirnya aku bisa meyakinkan diriku, kalau ada banyak hal yang harus lebih diusahakan dan disyukuri di dunia ini. Kembali berdiri tanpa banyak kekhawatiran yang selama ini aku simpan.
Komentar
Posting Komentar