Langsung ke konten utama

Perasaan Khawatir


Ku kira setelah berhasil melewati satu perasaan khawatir, kemudian perasaan itu selesai. Ternyata, kekhawatiran itu muncul lagi dalam bentuk dan keadaan yang berbeda dari sebelumnya.

Banyak rasa khawatir yang semakin hari semakin bertambah, tambah menumpuk dan selalu teringat dikepala. Khawatir bisa menyelesaikan skripsi atau tidak. Nanti kalau sudah lulus khawatir lagi bagaimana memanfaatkan ilmunya, bagaimana nanti meniti karir, dan lain-lain.

Yang pasti ada part dimana nanti mengkhawatirkan tentang jodoh, siapakah dia, apa aku bisa menjadi pendamping yang baik, mertuaku baik nggak ya, dan lain-lain.

Seperti halnya menikah, menikah itu bukan solusi khawatir akan kesepian, kalau kita tidak mampu mengatasi kesepian itu sebelumnya. Aku belum mengkhawatirkan hal itu sampai saat ini, menikah itu karena kesiapan ya... bukan karena kesepian. Semua akan menikah pada waktunya.

Seperti halnya masalah finansial, dan merasa kekurangan, kalau kita tidak mampu mengatur keuangan dan bersyukur, kita pasti pusing dan insecure.

Harus sadar mulai sekarang bahwa rasa khawatir ini mampu menggerakan kita untuk terus berkembang, sabar dalam menghadapi cobaan dan belajar mengenal diri sendiri. Sadar bahwa kita sedang berkompetesi dengan diri sendiri. Jadi, harus siap melawan kekhawatiran yang nantinya akan datang dikemudian hari, karena hal itu akan terus ada sampai kita benar-benar berhasil melewatinya.

Mungkin memang ini waktunya untuk benar-benar berdamai dengan keadaan. Bukan, ini bukan tentang bagaimana aku jatuh ketika itu. Ini tentang proses yang akhirnya bisa aku lewati. Keadaan dimana aku bisa membalikkan semuanya menjadi baik-baik saja.

Aku mulai belajar, bahwa tidak semua hal akan berjalan baik sesuai dengan apa yang kita mau. Apalagi tentang mengelola perasaan. Terkadang Allah akan membelokkan jalannya, supaya kita tau bahwa hidup adalah takdir yang tidak bisa kita lawan.

Aku juga mulai mengerti, menerima semua yang telah terjadi dalam hidup ini dengan ikhlas akan membuat semuanya lebih mudah dan ringan. Tidak ada lagi rasa marah, khawatir ataupun kecewa yang tersisa, hanya tinggal berusaha untuk menjadi lebih baik dengan lebih banyak menerima daripada meminta dan terus menuntut, karena terkadang sesuatu yang tidak kita harapkan malah menjadi sesuatu yang membuat hangat di hati kita. 

Memang benar ya, diusahakan saja...
Karena apapun itu, kita tidak akan pernah tau usaha mana yang akan berhasil.
yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah, dan sebaliknya. Yang ideal menurut kita belum tentu ideal menurut orang lain.

Setelah itu, akupun punya banyak waktu untuk berpikir dan mengenal diriku sendiri. Pada akhirnya aku bisa meyakinkan diriku, kalau ada banyak hal yang harus lebih diusahakan dan disyukuri di dunia ini. Kembali berdiri tanpa banyak kekhawatiran yang selama ini aku simpan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fase

 Apakah fase pendewasaan diri selalu begini? Jika iya, seharusnya tidak perlu secemas ini. Kegelisahan dan keresahan hidup yang kita rasakan selalu berakhir dengan kata, "Yaudah lah, sabar, namanya juga hidup." But, in real life doesn't work like that, tidak akan pernah sama dengan permasalahannya. Semua harus diselesaikan sampai tidak muncul tanda tanya lebih banyak lagi. Meskipun dalam penyelesaiannya menghabiskan waktu yang lama. Tidak apa-apa, jangan mencoba lari dan jangan pula berdiam diri ditempat yang sama, tapi hadapi. Sehingga permasalahan bisa terlewati. Sering kali terjadi, Ingat, jangan pakai hati, bisa repot nanti. Sudah berapa kali ingin lari? Sudah berapa waktu yang dilewati dengan keraguan, kecemasan, kebimbangan, dan kata tapi? Sudah berapa banyak langkah terhenti karena kamu pikir mecoba lari lalu pergi merupakan solusi? Sudah berapa banyak tanda tanya untuk berpaling atau bertahan disini? Banyak pasti, Hingga tidak sempat menghitung dan mengingat-ingat...

Single Fighter

Sudah satu tahun saya belum pulang kampung, dua kali lebaran juga tidak di rumah. Berada jauh dari rumah membuat saya belajar mengatur diri dan ekspektasi. Jangan dikira tempat yang telah kita inginkan dan impi-impikan bisa membuat nyaman dalam waktu yang singkat. Disini, saya belajar membuat zona nyaman yang mana saya sendirilah yang paling memahami diri ini. Ya begitulah, perjalanan di tempat rantau seharusnya membuat diri kita bijak dan memperbanyak syukur. Kalau perjalanannya malah membuat kita banyak mengeluh, berarti ada yang salah dalam perjalanan tersebut. Jangan lupa untuk berdoa dan meminta restu orangtua agar setiap langkah kita bernilai pahala dan terkenang baik oleh manusia.  Bersyukur orangtua mengizinkan untuk menuntut ilmu diluar kota. Bisa pergi jauh sendirian. Yang terpenting tetap hati-hati dan waspada. "Rausah adoh-adoh" artinya tidak usah pergi jauh-jauh, dulu kata nenek dan budhe saya yang sering bilang seperti itu. Gara-gara saya mau kuliah di Malang. A...

Berusaha

Ngomongin usaha sebagai manusia sampai sak pol kemampuannya memang gak ada habisnya, walau pada akhirnya kita harus pasrah pada ketetapanNya. Usaha diiringi niat untuk mencapai tujuan memang perlu, tetapi ketika usaha tersebut diikutkan untuk mencari kebarokahan hasilnya akan berbeda bahkan jauh lebih baik dan itulah makna usaha yang sesungguhnya. Kita tidak sedang dalam badai yang sama, tapi semua orang akan bisa melewati badai tersebut. Bersyukur, Allah telah memberi nikmat dunia yang sama pada umatnya. Namun, Allah memberikan nikmat hidayah hanya kepada orang-orang yang dicintaiNya saja. Urusan akhirotnya dan dunia sama-sama lancar itu merupakan sebuah nikmat. Akhirnya tuntas ya? tuntas sidangnya, belum revisian dan ngerjain artikelnya. Oke, kita lihat usaha selanjutnya untuk mencapai wisuda, diriku harus yakin dengan apa yang telah diupayakan/diusahakan dalam satu tahun ini. Bukan hanya berbuah lelah, tapi juga barokah. Menjadi manusia yang mudah beryukur memang tidak semudah itu. ...